
29 Desember 2024
UMKM Wingko Babat di Lamongan, Jawa Timur, telah menjadi simbol ketahanan dan kesuksesan usaha lokal yang mampu bertahan selama lebih dari tiga dekade. Dukungan dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu faktor penting yang membantu usaha ini bertahan dan berkembang di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Sejarah Wingko Babat di Lamongan
Wingko Babat, kue tradisional berbahan dasar kelapa dan tepung beras ketan, telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner Lamongan.
- Awal Usaha:
- Usaha ini didirikan pada awal 1990-an oleh keluarga asal Babat, Lamongan. Dengan resep turun-temurun, mereka memulai usaha kecil dari dapur rumah.
- Wingko Babat cepat mendapatkan popularitas berkat rasanya yang autentik dan kualitas bahan bakunya.
- Perkembangan Usaha:
- Dalam dua dekade terakhir, usaha ini berkembang dari produksi rumahan menjadi bisnis skala menengah dengan puluhan karyawan.
Peran BRI dalam Mendukung UMKM
Sebagai bank yang fokus pada pengembangan UMKM, BRI telah memberikan dukungan signifikan kepada Wingko Babat Lamongan.
- Akses Permodalan:
- Melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI memberikan pinjaman dengan bunga rendah yang membantu UMKM ini memperluas produksinya.
- Pinjaman digunakan untuk membeli mesin modern, meningkatkan kapasitas produksi, dan memperbaiki kualitas kemasan.
- Pendampingan Bisnis:
- BRI memberikan pelatihan manajemen usaha, termasuk pengelolaan keuangan dan pemasaran digital.
- Program pendampingan ini membantu Wingko Babat mengadaptasi teknologi modern untuk memenuhi permintaan pasar.
- Digitalisasi dan E-Commerce:
- BRI mendukung usaha ini untuk bergabung di platform e-commerce, memungkinkan produk Wingko Babat dijual secara online ke berbagai daerah di Indonesia.
Tantangan yang Dihadapi dan Strategi Bertahan
Meski sukses, UMKM Wingko Babat juga menghadapi tantangan besar selama tiga dekade terakhir.
- Persaingan Pasar:
- Banyaknya produk sejenis di pasar lokal dan nasional memaksa UMKM ini untuk terus berinovasi.
- Strategi: Menciptakan varian rasa baru seperti cokelat, keju, dan pandan untuk menarik lebih banyak konsumen.
- Pandemi COVID-19:
- Penurunan penjualan selama pandemi menjadi pukulan berat.
- Solusi: Beralih ke penjualan daring dan memperluas jangkauan distribusi melalui kurir lokal.
- Kenaikan Harga Bahan Baku:
- Fluktuasi harga kelapa dan gula menjadi tantangan.
- Solusi: Menjalin kemitraan dengan petani lokal untuk menjaga pasokan bahan baku dengan harga stabil.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Keberhasilan UMKM Wingko Babat tidak hanya berdampak pada keluarga pemilik, tetapi juga komunitas sekitarnya.
- Penciptaan Lapangan Kerja:
- Usaha ini mempekerjakan lebih dari 30 karyawan lokal, memberikan peluang kerja bagi masyarakat sekitar.
- Pemberdayaan Petani Lokal:
- Kemitraan dengan petani kelapa dan produsen gula lokal membantu meningkatkan perekonomian desa.
- Pelestarian Budaya Lokal:
- Dengan memproduksi wingko secara konsisten, UMKM ini membantu menjaga eksistensi kuliner tradisional Lamongan.
Dukungan Konsumen dan Respon Publik
Produk Wingko Babat dari Lamongan mendapat apresiasi luas dari masyarakat.
- Komentar Konsumen:
- “Wingko Babat ini rasanya khas dan selalu menjadi oleh-oleh favorit keluarga kami,” ujar Rina, pelanggan setia dari Surabaya.
- Dukungan Pemerintah:
- Pemerintah daerah Lamongan memasukkan Wingko Babat sebagai salah satu produk unggulan daerah dalam program promosi wisata dan kuliner lokal.
Harapan dan Rencana Masa Depan
Pemilik UMKM Wingko Babat memiliki visi untuk terus mengembangkan usaha mereka.
- Ekspansi Pasar:
- Fokus pada memperluas distribusi ke seluruh Indonesia dan merambah pasar ekspor.
- Inovasi Produk:
- Mengembangkan produk turunan seperti wingko mini dan wingko kemasan praktis untuk menarik konsumen muda.
- Kemitraan Strategis:
- Menjalin kerja sama dengan lebih banyak mitra dagang untuk meningkatkan daya saing di pasar modern.
Kesimpulan
Keberhasilan UMKM Wingko Babat Lamongan adalah bukti bahwa dukungan yang tepat dari lembaga keuangan seperti BRI dapat membantu usaha kecil bertahan dan berkembang. Dengan semangat inovasi dan komitmen terhadap kualitas, usaha ini tidak hanya menjadi simbol ketahanan UMKM, tetapi juga inspirasi bagi generasi pengusaha berikutnya.
Apakah Wingko Babat Lamongan akan menjadi produk nasional yang mendunia? Dengan dukungan berkelanjutan, jawabannya sangat mungkin.