
7 Februari 2025
Sebuah bongkahan es raksasa dengan luas setara dua kali lipat kota London dilaporkan telah retak dan terpisah dari lapisan es Antartika. Fenomena ini menjadi salah satu peristiwa pencairan es terbesar yang tercatat dalam sejarah, memicu kekhawatiran para ilmuwan mengenai dampaknya terhadap kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim global.
Pecahan Es Raksasa yang Memecahkan Rekor
Menurut laporan dari para peneliti di British Antarctic Survey (BAS), bongkahan es tersebut memiliki luas sekitar 3.500 kilometer persegi dan mulai terpisah sejak akhir Januari 2025. Retakan ini terjadi di wilayah Brunt Ice Shelf, salah satu bagian dari Antartika yang telah mengalami tekanan akibat perubahan suhu ekstrem dalam beberapa dekade terakhir.
Para ilmuwan menyebut bahwa pemisahan es ini merupakan peristiwa alami yang dipercepat oleh peningkatan suhu global. Data satelit menunjukkan bahwa lapisan es Brunt telah mengalami retakan dalam beberapa tahun terakhir, dan kejadian ini adalah puncak dari proses pelemahan struktur es yang sudah berlangsung lama.
“Kami telah memantau retakan ini selama bertahun-tahun, dan sekarang bongkahan es raksasa akhirnya terpisah. Ini adalah fenomena alami, tetapi perubahan iklim juga berperan dalam mempercepat laju retakan,” kata Dominic Hodgson, peneliti senior di BAS.
Dampak terhadap Kenaikan Permukaan Laut
Meskipun bongkahan es yang terpisah ini tidak akan langsung menyebabkan kenaikan permukaan laut karena sudah mengapung di laut, pencairannya tetap menjadi perhatian besar. Bongkahan es yang lebih kecil dari retakan ini bisa mencair lebih cepat, berkontribusi pada ketidakstabilan lapisan es Antartika secara keseluruhan.
Jika peristiwa serupa terjadi di lapisan es daratan, dampaknya terhadap permukaan laut bisa lebih signifikan. Ilmuwan memperingatkan bahwa jika pencairan terus terjadi di wilayah-wilayah kunci Antartika, permukaan laut global dapat meningkat secara drastis dalam beberapa dekade mendatang, mengancam kota-kota pesisir di seluruh dunia.
Penyebab Retaknya Lapisan Es
Lapisan es Brunt telah mengalami serangkaian perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir, dengan retakan yang semakin meluas akibat tekanan dari dalam dan luar. Penyebab utama retakan ini meliputi:
- Peningkatan suhu global yang menyebabkan pelemahan struktur es.
- Arus laut hangat yang mengikis bagian bawah lapisan es.
- Perubahan pola angin dan tekanan atmosfer yang mempercepat pemisahan bongkahan es besar.
Selain faktor alami, aktivitas manusia yang meningkatkan emisi gas rumah kaca juga turut mempercepat proses pemanasan global, yang berdampak langsung pada kondisi es di kutub.
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Setelah terpisah dari Antartika, bongkahan es ini diperkirakan akan mengapung di Samudra Selatan sebelum perlahan mencair. Namun, ada kemungkinan bahwa pecahan-pecahan lebih kecil dari es ini bisa menyebabkan gangguan terhadap jalur pelayaran di perairan sekitar Antartika.
Para ilmuwan akan terus memantau perkembangan bongkahan es ini menggunakan citra satelit dan penelitian langsung. Mereka juga akan mengamati apakah retakan lainnya di lapisan es Brunt akan menyebabkan peristiwa serupa dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Retaknya bongkahan es raksasa seluas dua kali London dari Antartika menjadi peringatan serius tentang dampak perubahan iklim. Meskipun fenomena ini bisa terjadi secara alami, percepatan pemisahan es akibat suhu global yang meningkat menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.
Dengan meningkatnya frekuensi peristiwa seperti ini, dunia perlu lebih serius dalam menangani krisis iklim agar dampak jangka panjangnya bisa diminimalkan. Para ilmuwan berharap temuan ini dapat menjadi dorongan bagi pemerintah dan organisasi global untuk lebih memperkuat upaya mitigasi perubahan iklim sebelum dampaknya semakin tidak terkendali.