
14 Februari 2025
Fenomena tanah bergerak kembali terjadi di Indonesia, kali ini melanda Desa Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kejadian tersebut mengakibatkan kerusakan pada 15 rumah warga, dengan beberapa di antaranya mengalami kerusakan berat. Fenomena ini terjadi setelah curah hujan tinggi melanda wilayah tersebut selama seminggu terakhir.
Kerusakan dan Kondisi Warga
Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa, 5 rumah rusak berat dengan tembok yang ambruk dan lantai yang retak, sementara 10 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan hingga sedang. Sebanyak 10 keluarga telah dievakuasi ke tempat aman, seperti balai desa dan rumah kerabat, untuk menghindari risiko lebih lanjut.
“Tanah mulai bergerak sejak dua hari lalu. Awalnya hanya retakan kecil, tapi sekarang makin meluas dan menyebabkan rumah kami bergeser,” ujar Rahman, salah satu warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat.
Meski tidak ada laporan korban jiwa, fenomena ini membuat warga setempat khawatir karena pergerakan tanah masih terus terjadi.
Langkah Cepat Penanganan
BPBD Sumbawa langsung mengirim tim ke lokasi untuk membantu warga yang terdampak. Kepala BPBD Kabupaten Sumbawa, Ahmad Junaidi, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan berupa logistik darurat seperti makanan, tenda pengungsian, dan kebutuhan pokok lainnya.
“Kami juga sudah meminta bantuan dari dinas teknis untuk melakukan kajian terkait penyebab fenomena ini, agar dapat menentukan langkah antisipasi yang tepat. Jika kondisi semakin parah, relokasi warga menjadi salah satu opsi yang harus dipertimbangkan,” kata Ahmad.
Penyebab Fenomena Tanah Bergerak
Menurut para ahli, fenomena tanah bergerak di wilayah Sumbawa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya struktur tanah yang labil, curah hujan tinggi, serta topografi perbukitan di daerah tersebut.
Pakar geologi dari Universitas Mataram, Dr. Rina Wardani, menjelaskan bahwa pergerakan tanah ini dipicu oleh infiltrasi air hujan yang membuat tanah jenuh dan kehilangan daya cengkeramnya. “Wilayah Sumbawa memiliki banyak kawasan dengan kondisi geologis yang rawan. Jika curah hujan tinggi terus terjadi, fenomena ini bisa meluas,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa minimnya sistem drainase yang memadai di beberapa desa menjadi faktor lain yang memperburuk situasi.
Respons Pemerintah dan Harapan Warga
Bupati Sumbawa, Zulkifli Hasanuddin, menyampaikan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk menangani bencana ini dengan cepat dan memberikan perhatian pada warga terdampak. “Kami sedang mempertimbangkan langkah relokasi bagi warga yang tinggal di zona rawan tanah bergerak. Keselamatan warga adalah prioritas utama,” ujar Zulkifli.
Sementara itu, warga yang terdampak berharap ada solusi jangka panjang dari pemerintah. “Kami tidak tahu apakah tanah ini akan terus bergerak atau tidak. Kalau memang tidak aman lagi, kami siap direlokasi ke tempat yang lebih aman,” ungkap Siti Nurjanah, salah satu warga yang mengungsi.
Imbauan Mitigasi Bencana
BPBD Sumbawa mengimbau masyarakat di wilayah rawan tanah bergerak untuk lebih waspada, terutama saat musim hujan seperti sekarang. Warga diminta segera melapor jika menemukan tanda-tanda awal pergerakan tanah, seperti retakan di tanah, perubahan bentuk lahan, atau kerusakan bangunan yang tiba-tiba.
Fenomena tanah bergerak ini menjadi pengingat pentingnya mitigasi bencana di wilayah yang rawan secara geologis. Dengan kerja sama antara pemerintah, ahli, dan masyarakat, diharapkan dampak fenomena serupa di masa depan dapat diminimalisasi.