
24 Februari 2025
Gresik memiliki tradisi kuliner unik yang hanya bisa ditemukan sekali dalam setahun, yaitu kolak ayam. Hidangan khas ini disajikan khusus pada malam 23 Ramadan sebagai bagian dari ritual keagamaan dan budaya masyarakat setempat. Berbeda dari kolak pada umumnya yang bercita rasa manis, kolak ayam justru memiliki rasa gurih dengan perpaduan rempah-rempah khas.
Tradisi yang Telah Berusia Ratusan Tahun
Kolak ayam bukan sekadar kuliner biasa, tetapi merupakan bagian dari tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun di Gresik. Ritual ini pertama kali diperkenalkan oleh para ulama terdahulu sebagai bentuk syukuran dan doa bersama menjelang malam Lailatul Qadar. Masyarakat setempat meyakini bahwa malam 23 Ramadan adalah waktu yang istimewa, sehingga mereka menggelar acara makan bersama dengan menyajikan kolak ayam.
Hidangan ini biasanya dibuat secara gotong royong di Masjid Jami’ atau di rumah-rumah warga yang mengikuti tradisi tersebut. Setelah dimasak, kolak ayam dibagikan kepada masyarakat untuk disantap bersama-sama dalam suasana kebersamaan dan kebersyukuran.
Perpaduan Rasa Unik dalam Satu Hidangan
Kolak ayam dibuat dari potongan ayam kampung yang dimasak dengan santan, gula merah, daun pandan, serta berbagai rempah seperti bawang putih, jahe, dan jintan. Kombinasi bahan ini menghasilkan cita rasa gurih dengan sedikit sentuhan manis dan aroma khas yang menggugah selera.
Meskipun namanya “kolak”, hidangan ini lebih menyerupai opor ayam dengan kuah yang lebih ringan. Keunikan rasa dan sejarah panjangnya menjadikan kolak ayam sebagai kuliner yang selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat Gresik setiap Ramadan.
Kesimpulan
Tradisi kolak ayam di Gresik menjadi salah satu kekayaan budaya yang masih lestari hingga kini. Hidangan ini tidak hanya menyajikan cita rasa yang unik, tetapi juga mengandung nilai kebersamaan dan spiritual yang kuat. Dengan hanya bisa dinikmati pada malam 23 Ramadan, kolak ayam menjadi simbol kekhidmatan bulan suci yang dinantikan oleh masyarakat Gresik setiap tahunnya.